Yup, tanpa diragukan lagi cinta sejati itu memang ada, buktinya kita bisa melihat pasangan kakek-nenek yang tetap saling mencintai sampai ajal memisahkan mereka. Sebelumnya kita harus mengerti dulu apa itu “cinta sejati”. Ada banyak definisi cinta sejati, jumlahnya tak terhitung saking banyaknya. Namun kita tak perlu bingung. Toh kebanyakan definisi itu merupakan hasil
pemikiran subyektif dan
tidak logis. Supaya tidak terjebak dalam kebingungan, lebih baik kita bersandar
pada definisi cinta sejati yang ilmiah, obyektif,
dan logis. Salah satu definisi yang ilmiah, obyektif dan logis
itu dikemukakan oleh M Scott Peck dalam The Road Less Travelled. Ia
mendefinisikan cinta sebagai “kemauan untuk mengembangkan diri sendiri dengan
maksud
memelihara pertumbuhan
spiritual diri sendiri atau perkembangan spiritual orang lain”.
Ungkapan “dengan maksud”
pada definisi tersebut digarisbawahi karena tujuanlah yang terutama membedakan antara cinta dan yang bukan
cinta. Dengan demikian, cemburu buta atau pun upaya
mengekang
sang kekasih (walau dengan alasan demi menjaga keselamatannya)
bukanlah cinta sejati. Dalam pada itu, untuk memelihara perkembangan spiritual
orang lain
yang kita cintai, kita
perlu lebih dulu mengembangkan diri
sendiri.
Mengapa demikian? M Scott Peck
menerangkan:
“Bila kita
mencintai seseorang, cinta kita dapat dibuktikan atau
diwujudkan
hanya dengan cara pengerahan tenaga kita sendiri….
Cinta
bukan tanpa usaha. Sebaliknya, cinta itu penuh dengan
usaha”.
Nah, sekarang mari kembali ke bagian
ilmu pengetahuannya. Pasangan dalam hubungan jangka panjang dan bahagia berarti
telah beralih dari kedaan dimabuk asmara akibat dopamin- ke induksi
oxytocin tenang.
Oksitosin selain terkait dengan perasaan kepuasan sebagaimana dituliskan
sebelumnya adalah hormon peptida yang mempromosikan rasa ikatan dan
hubungan dan dilepaskan selama menyusui, pelukan, dan orgasme. Pasangan yang
berhasil dalam mencari cara untuk merangsang pelepasan oksitosin dalam satu
sama lain lebih cenderung senang untuk
tetap selalu bersama. Jadi, apa yang
bisa kita lakukan untuk merangsang pelepasan oksitosin, dan dengan demikian
tetap saling terhubung dan bahagia dengan pasangan?
1. Seringlah berpelukan!.
2. Saling memandangi satu sama lain
ketika Anda sedang berbicara
atau sedang berduaan.
3. Melakukan petualangan bersama-sama,
seperti mengunjungi
tempat-tempat baru, naik roller
coaster, berolahraga bersama, dll.
4. Tertawa bersama.
5. Saling memberi pijatan.
6. Setiap kali konflik terjadi,
sebelum meningkat menjadi marah.
Segeralah terhubung secara fisik
dengan satu sama lain
(berpegangan tangan, memeluk, dll),
bernapas bersama-sama
selama beberapa menit, kemudian
bicara.
(Oleh : Yoga PW)
0 Response to "Adakah cinta sejati ?"
Posting Komentar