Catatan sejarah mengungkapkan pertemuan antara Sulaiman dengan
Ratu Saba berdasarkan penelitian yang dilakukan negeri tua Saba di Yaman
Selatan. Penelitian yang dilakukan terhadap reruntuhan mengungkapkan bahwa
seorang "ratu" yang pernah berada di kawasan ini hidup antara 1000
s/d 950 SM dan melakukanperjalanan ke Utara ( ke Jerusalem).
Keterangan lebih terperinci tentang apa yang terjadi diantara dua
orang penguasa, kekuatan ekonomi dan politik dari dua negara ini, pemerintahan
mereka dan hal lain yang lebih terperinci semuanya diterangkan dalam Surat An
Naml. Kisah yang meliputi sebagian besar surat An Naml, memulai keterangannya
tentang ratu Saba berdasarkan berita yang dibawa oleh seekor burung Hud, salah
satu tentara nabi Sulaiman kepadanya :
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia
berkata;"Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahinya; dan
kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka,
dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah;
dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka,
lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapat
petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang
terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan
dan apa yang kamu nyatakan.
Allah, tiada Tuhan Yang Disembah kecuali Dia, Tuhan Yang
mempunyai Ársy yang besar".
Berkata Sulaiman :
"Akan kami lihat, apa
kamu benar ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta." ( QS An Naml
22-27).
Setelah menerima berita dari burung hud hud ini, Sulaimanpun memberikan
perintah sebagai berikut:
Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu
jatuhkanlah kepada mereka kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah
apa yang mereka bicarakan".(QS. An Naml: 28).
Setelah ini, al-Qur'an mengemukakan kejadian yang berkembang
setelah Ratu Saba menerima surat tersebut:
Berkata ia (Balqis) : "Hai
pembesar-pembesar, sesunguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang
mulia. Sesungguhnya surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya):
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa
janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri".
Berkata dia (Balqis) ; "Hai para pembesar
berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan
sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".
Mereka menjawab: "Kita adalah
orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat
(dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa
yang akan kamu perintahkan".
Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja
apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan
penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah apa yang akan mereka
perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka dengan
(membawa) hadiah dan (aku akan) menunggu apa yang dibawa kembali oleh
utusan-utusanku itu.
Maka tatkala utusan itu sampai kepada
Sulaiman, Sulaimanpun berkata: Äpakah (patut) kamu menolong aku dengan harta?
Maka apa yang diberikan oleh Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang
diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
Kembalilah mereka sungguh Kami akan
mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan
pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan
mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina".
Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar
siapakah diantara kamu sekalian yang sanggp membawa singgasananya kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri". Berkata Ifrit (yang cerdik) dari
golongan jin:"Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar
kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari
Al Kitab:"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut terletak
dihadapannya, iapun berkata :Ïni termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni'mat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia".
Dia berkata: "Robahlah baginya
singgasananya; maka kia akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk
orang-orang yang tidak mengenali(nya)".
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah
kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?". Dia menjawab:
"Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan
sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri".
Dan apa yang disembahnya selama ini selain
Allah, mencegahnya ( untuk melahirkan ke-Islamannya), karena sesungguhnya ia
dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakanlah kepadanya:
"Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana
itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya".
Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dai
kaca". Berkatalah Balqis: Ÿa, Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat
zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah,
Tuhan semesta alam". (QS An Naml 29-44).
0 Response to "Nabi Sulaiman dan Ratu Balgis"
Posting Komentar