Apa sih Cinta itu ?
Ada banyak definisi tentang cinta, ada
yang bilang cinta itu takdir, cinta itu buta, cinta itu indah, cinta itu luapan
emosi, cinta itu kagum atau menyukai sesuatu, dan lain sebagainya. Pernyataan
diatas tentang cinta itu adalah benar, namun terlepas dari itu semua, ilmu
pengetahuan mengatakan bahwa cinta itu adalah proses biologis berupa reaksi
kimia didalam tubuh kita.
Cinta dipengaruhi oleh pelepasan
hormon/neurotransmitter. Hormon berasal dari bahasa Yunani “Horman” yang
berarti “menggerakan”, atau dengan kata lain hormon adalah pembawa pesan
kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Berbeda dengan feromon yang dapat
menyebar keluar tubuh dan hanya
dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu
lain yang sejenis (satu spesies),
hormon hanya dapat menyebar di dalam tubuh.
Saat kita mencintai seseorang maka dilepaslah hormonhormon yang membuat tubuh kita bereaksi,
merasakan berbagai perasaan dan
emosi.
Salah satu hormon yang dikeluarkan
oleh tubuh itu adalah dopamin.
Dopamin ini memiliki efek selayaknya kokaine. Ketika Anda bertemu
seseorang yang Anda sukai, hormon dopamine ini bekerja dan sifatnya addictive.
Artinya mereka yang menyukai pasangannya seakan-akan ketagihan untuk terus
bertemu dengan orang yang disukainya itu.
Dalam proporsi yang tepat, dopamin
menciptakan energi intens,kegembiraan, dan fokus perhatian, dan itulah
sebabnya, ketika Anda baru jatuh cinta, Anda dapat tetap terjaga sepanjang
malam, mendaki gunung lebih cepat, dan menekan batas kemampuan Anda. Cinta
membuat Anda lebih berani menjalani
risiko yang biasanya tidak Anda ambil. (dalam dosis tinggi bisa jadi juga
membuat Anda berani melakukan resiko seperti bunuh diri.. hiih sereem..).
Darimanakah Cinta Itu Berasal ?
Jika Anda menanyakan darimana cinta
itu berasal tentu bisa dijawab dengan jawaban cinta itu berasal dari takdir
Tuhan. Jawaban tersebut memang benar tetapi tidak memuaskan. :)
Secara ilmiah ini memang agak membingungkan,
akan tetapi ilmu pengetahuan mengatakan, jawabanya adalah jatuh cinta itu
berasal dari hidung lalu turun ke hati.
Loh !? Bukan dari mata turun ke hati toh..!!??
Ya, memang begitulah adanya. Perasaan
cinta yang kita rasakan muncul karena di dalam tubuh diproduksi beberapa
zat-zat tertentu yang sedikit membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan
efek narkoba. Salah satu zat ini dinamakan feromon.
Istilah feromon berasal dari bahasa
Yunani yaitu “phero” yang artinya “pembawa” dan “mone” “sensasi” (feromon =
pembawa sensasi). Senyawa feromon sendiri didefinisikan sebagai suatu subtansi
kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk
mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu
proses reproduksi. Senyawa feromon
pada manusia terutama dihasilkan oleh kelenjar endokrin pada ketiak, telinga,
hidung, mulut, kulit, dan kemaluan. Feromon aktif apabila yang bersangkutan
telah akil balig. Feromon ini bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh manusia
lainnya (terutama otak). Contoh paling mudah adalah "bau badan". Hus
jangan salah !, lepas dari jenis bau
badan menyengat hingga bikin orang lain menjauh, setiap manusia punya bau yang
khas dan menjadi ciri dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu
seperti "sidik jari”. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan
sangat berbeda dengan manusia lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan
manusia, di masa depan bisa jadi salah satu identitas diri.
Sifat dari senyawa feromon sendiri
tidak kasat mata, mudah menguap, tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat
dirasakan oleh manusia. Senyawa feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat
sedang berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan.
Feromon pada manusia merupakan sinyal
kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi
hanya bisa dirasakan oleh vomeronasalorgan (VMO) di dalam indra pencium.
Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama
hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan
respons perilaku dan fisiologis.
Menimbulkan rasa ketertarikan antara dua orang berlainan jenis dengan bekerja
sebagai pemicu dalam reaksireaksi kimia. Ketika dua orang berdekatan dan
bertatapan mata, maka feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling
sensitifyaitu VMO, organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan
ribuan kali lebih besar daripada
indera penciuman.
Dari disinilah terjadi apa yang
dinamakan dengan cinta. Konon kemampuan tubuh untuk menghasilkan feromon
berkurang setelah dua sampai empat tahun. Apakah ini berarti cinta itu hanya
bersifat sementara?.(Yoga PW)
0 Response to "Cinta,dan dari mana ia berasal ?"
Posting Komentar